Salah satu kesenian yang masih berkembang dan terus dilestarikan di Desa Bumiharjo adalah Madya Pitutur/Pitutur. Madya pitutur ini merupakan sebuah dakwah atau ajaran yang dilakukan dalam bentuk nyanyian dan tarian. Menurut pendapat beberapa sumber, kesenian pitutur sudah berkembang semenjak zaman penjajahan Belanda. Menurut sesepuh yang ada, pitutur menjadi ritual tiap dusun khususnya di Desa Bumiharjo. Berasal dari dua kata yang berbeda " madya "artinya tengah, sedangkan " pitutur " artinya nasihat budi pekerti. Alat kesenian yang digunakan biasanya berupa gamela jawa dan rebana.
Pitutur yang ada di Desa Bumiharjo sendiri dilakukan oleh kaum bapak-bapak atau sudah lanjut usia. Kegiatan dilakukan setiap bulan rajab hari sekali pada malam hari. Beberapa waktu yang lalu pitutur dilaksanakan disalah satu rumah warga desa yang dimulai pukul 20.00 WIB - selesai. Pitutur ini terdapat syair yang bermakna tentang sosial moral, nasihat-nasihat dalam kehidupan. Banyak syair pada madya pitutur yang mengandung nilai-nilai tentang kehidupan karena diambil dari isi buku dan kitab. Awal mulanya syair hanya berisi nasehat tentang agama islam bagaimana cara menyembah tuhan YME, namun seiring berkembangnya zaman kemudian menjadi pemujaan terhadap bangsa Indonesia, pergaulan pemuda-pemudi, pertanian, dolanan, dan sebagainya. Selain itu, juga adanya ajaran norma kehidupan, tata krama, sopan santun, bersikap baik dan selalu rendah hati antar sesama. Harapannya kesenian ini tidak hanya dilakukan oleh kaum lanjut usia, namun kesadaran remaja untuk terus melestarikan budaya tersebut.
@dhimasd10_